DEFINISI TERJEMAHAN MENURUT PAKAR PENTERJEMAHAN
NEWMARK- Menurut pandangan Eugene A. Nida dan Peter Newmark, terjemahan adalah sebuah proses pengalihan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Namun, Newmark menambahkan bahawa terjemahan bukanlah sebuah pengalihan kata demi kata semata, melainkan sebuah proses pengalihan makna atau mesej yang diungkapkan oleh kata-kata tersebut.
Newmark membahagikan terjemahan menjadi dua jenis, iaitu terjemahan kata demi kata (literal) dan terjemahan yang memperhatikan makna (idiomatik). Terjemahan literal dilakukan dengan mengalihkan kata-kata dalam bahasa sumber secara harfiah ke dalam bahasa sasaran, sedangkan terjemahan idiomatik memperhatikan makna yang ingin disampaikan oleh bahasa sumber dan mengungkapkannya dalam bahasa sasaran dengan cara yang tepat.
Newmark juga menekankan bahwa terjemahan harus memperhatikan konteks sosial, budaya, dan sejarah yang melingkupi teks asli. Oleh kerana itu, terjemahan yang baik harus mampu mengkomunikasikan mesej yang sama dengan teks asli, dengan tetap memperhatikan kesesuaian bahasa dan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
NIDA- Menurut pandangan Eugene A. Nida, terjemahan adalah proses pengalihan mesej atau makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dengan tujuan agar mesej atau makna tersebut dapat difahami oleh pembaca atau pendengar yang menggunakan bahasa sasaran.
Nida menekankan bahawa dalam proses terjemahan, penting untuk memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah yang melingkupi teks asli, serta konteks sosial dan budaya pembaca atau pendengar di bahasa sasaran. Oleh kerana itu, terjemahan harus memperhatikan tidak hanya makna kata-kata, tetapi juga konteks makna yang disampaikan oleh teks asli.
Nida juga membezakan antara terjemahan formal dan fungsional. Terjemahan formal adalah terjemahan yang mengutamakan kesesuaian dengan struktur gramatikal dan kosakata bahasa sasaran, sedangkan terjemahan fungsional adalah terjemahan yang lebih mengutamakan kesesuaian dengan makna atau mesej yang ingin disampaikan oleh teks asli, dengan tetap memperhatikan kesesuaian bahasa dan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Menurut Nida, terjemahan fungsional lebih diutamakan karena tujuannya adalah agar pembaca atau pendengar di bahasa sasaran dapat memahami pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh teks asli
BAKER- Menurut pandangan Mona Baker, terjemahan adalah proses penterjemahan teks bertulis atau lisan dari satu bahasa ke bahasa lain, dengan tujuan agar teks tersebut dapat difahami oleh pembaca atau pendengar yang menggunakan bahasa sasaran.
Baker menekankan bahwa terjemahan bukanlah sebuah aktiviti mekanik atau teknik yang hanya melibatkan penterjemah sebagai pemindah bahasa, melainkan juga merupakan proses interpretatif. Dalam proses interpretatif ini, penterjemah harus memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah yang melingkupi teks asli, serta konteks sosial dan budaya pembaca atau pendengar di bahasa sasaran.
Selain itu, Baker juga menekankan pentingnya memperhatikan kesesuaian bahasa dan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam proses terjemahan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih strategi terjemahan yang tepat, seperti terjemahan harfiah (literal), terjemahan yang memperhatikan makna (idiomatik), atau terjemahan yang menyesuaikan budaya dan konvensi bahasa sasaran.
Baker juga menekankan bahwa terjemahan dapat menjadi sumber informasi dan wawasan yang penting mengenai bahasa dan budaya, serta dapat membantu mengeratkan hubungan antara masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda
MUNDAY- Menurut pandangan Jeremy Munday, terjemahan adalah proses mengubah teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dengan tujuan agar teks tersebut dapat difahami oleh pembaca atau pendengar yang menggunakan bahasa sasaran.
Munday menekankan bahwa terjemahan merupakan sebuah proses yang dinamik dan kompleks, yang melibatkan banyak faktor, seperti aspek sosial, budaya, dan linguistik. Dalam proses terjemahan, penting untuk memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah yang melingkupi teks asli, serta konteks sosial dan budaya pembaca atau pendengar di bahasa sasaran.
Munday juga membezakan antara terjemahan yang memperhatikan makna (idiomatik) dan terjemahan harfiah (literal). Terjemahan yang memperhatikan makna bertujuan untuk mengungkapkan makna atau mesej yang sama dengan teks asli, dengan memperhatikan kesesuaian bahasa dan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Sedangkan terjemahan harfiah lebih mengutamakan kesesuaian kata-kata atau struktur gramatikal antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, tanpa memperhatikan makna atau mesej yang ingin disampaikan oleh teks asli.
Munday juga menekankan bahwa terjemahan dapat menjadi sumber informasi yang penting mengenai bahasa dan budaya, serta dapat membantu mengeratkan hubungan antara masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeza.
VINAY & DARBELNET- Jean-Paul Vinay (1911-1979) dan Jean Darbelnet (1905-1990) adalah dua ahli bahasa yang merumuskan konsep "terjemahan kata demi kata" (word-for-word translation) dan "terjemahan setia" (faithful translation) dalam karya mereka yang berjudul "Stylistique comparée du français et de l'anglais" (1958), yang kemudian dikenal sebagai "Vinay and Darbelnet's Translation Theory".
Menurut Vinay, terjemahan adalah proses mengubah suatu teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan tujuan untuk memungkinkan pembaca atau pendengar bahasa sasaran memperoleh informasi yang sama dengan pembaca atau pendengar bahasa sumber.
Vinay dan Darbelnet mengemukakan bahwa terjemahan yang baik harus memperhatikan dua aspek penting yaitu kesesuaian linguistik (linguistic equivalence) dan kesesuaian fungsional (functional equivalence). Kesesuaian linguistik mengacu pada kesesuaian antara unit bahasa yang berbeza antara bahasa sumber dan bahasa sasaran seperti kata, frasa, perkataan, dan gaya bahasa. Sedangkan kesesuaian fungsional mengacu pada kesesuaian penggunaan teks dalam konteks dan fungsi yang sama dalam bahasa sumber dan bahasa target.
Dalam pandangan Vinay, terjemahan yang baik harus memperhatikan kesesuaian linguistik dan kesesuaian fungsional, sehingga hasil terjemahan dapat memperoleh maklumat yang sama dengan teks asli, serta dapat disesuaikan dengan konteks sosial, budaya, dan linguistik bahasa sasaran.
HOUSE- Juliane House adalah seorang ahli terjemahan dan linguistik yang mengemukakan bahwa terjemahan adalah sebuah proses interlingual yang mengubah teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan tujuan untuk membuat teks tersebut dapat difahami oleh pembaca atau pendengar bahasa sasaran.
Menurut House, terjemahan bukanlah sebuah aktiviti mekanik atau teknik, melainkan sebuah proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak faktor, seperti faktor budaya, sosial, dan psikologi, serta faktor linguistik. Dalam pandangan House, terjemahan merupakan sebuah bentuk komunikasi yang dihasilkan oleh dua budaya yang berbeda melalui penggunaan bahasa sebagai media komunikasi.
House juga mengemukakan pentingnya memperhatikan konteks sosial dan budaya, serta tujuan komunikatif yang ingin dicapai dalam proses terjemahan. Hal ini meliputi pemilihan strategi terjemahan yang tepat untuk menghasilkan teks yang sesuai dengan keperluan komunikatif pembaca atau pendengar bahasa sasaran.
Secara keseluruhan, pandangan House menekankan pentingnya memahami aspek budaya dan sosial yang terlibat dalam proses terjemahan, serta pentingnya memperhatikan tujuan komunikatif dan strategi terjemahan yang tepat untuk menghasilkan terjemahan yang efektif dan tepat.
Comments
Post a Comment